PENDIDIKAN MENGIKUTI PSIKOLOGI ANAK ; Jelang UASBN, Kondisikan Anak Tidak Stres

YOGYA (KR) - Pendidikan idealnya harus mengikuti kondisi (psikologi) anak, untuk itu sekolah dan orangtua tidak boleh memaksakan kehendak mereka sendiri. Sebab seandainya sekolah atau orangtua terlalu memaksakan diri, selain hasilnya kurang baik juga bisa membebani siswa. Oleh karena itu, membuat siswa nyaman jauh lebih penting daripada memaksakan mereka untuk belajar.

“Saya kira menjelang pelaksanaan Ujian Akhir Sekolah Berstandar Nasional (UASBN), orangtua perlu mengkondisikan agar anak tidak stres. Sebab selain hasilnya belum tentu optimal, bisa menimbulkan problem baru bagi siswa. Oleh karena itu saya sarankan mendekati pelaksanaan UASBN seperti sekarang akan lebih baik apabila orangtua lebih memperhatikan gizi anak, mengajak olahraga atau bermain,” papar Psikolog dari UGM Dr Indira Laksmi Gamayanti pada KR, Kamis (15/4).

Indira menyatakan, nilai ulangan anak seandainya dicermati bukan digunakan untuk evaluasi anak, tapi justru guru. Sebab dengan adanya ulangan tersebut guru akan bisa mengetahui seberapa jauh mereka bisa mengajarkan materi bagi peserta didik. Ironisnya banyak sekolah dan orangtua yang kurang menyadari akan hal itu. Akibatnya saat mengetahui nilai anak kurang baik orangtua menjadi panik dan berusaha memasukkan mereka ke lembaga bimbingan belajar untuk mengejar ketinggalan tersebut.

“Kemampuan anak yang cukup beragam harus dipahami oleh sekolah dan orangtua sehingga mereka tidak perlu memaksa mereka bisa masuk ke sekolah favorit. Sebaliknya supaya anak tidak terbebani, orangtua perlu memberikan kebebasan pada anak untuk menentukan sekolahnya sendiri,” terangnya.

Ditambahkan, seorang pendidik idealnya harus berusaha membela dan memberikan layanan yang terbaik bagi peserta didik. Pembelaan di sini bukan berarti menaikkan nilai mereka, tapi memahami kondisi mereka dan segera mencarikan solusi. Oleh karena itu menjelang pelaksanaan UASBN yang sudah semakin dekat orangtua perlu memberikan motivasi dan semangat pada anak. Lewat semangat dan motivasi tersebut diharapkan mereka bisa memiliki planning yang lebih baik.

“Membuat rencana agar anak bisa mendapatkan nilai bagus sebetulnya tidak masalah, tapi bukan dengan memberikan beban atau ancaman pada mereka. Sebaliknya memberikan support agar mereka lebih semangat dalam belajar,” tambahnya.

(Ria)-s