Diberdayakan oleh Blogger.

Senin, 29 Desember 2008

mendidik dengan hati

Mendidik dengan hati, itulah sepenggal kalimat yang sering kita dengar dan saksikan diucapkan oleh orang-orang terkenal dari berbagai kalangan beberapa waktu terakhir ini bila berbicara tentang pendidikan. Tak dapat dipungkiri bahwa pendidikan sangat penting bagi kemajuan bangsa ini. Pendidikan adalah salah satu faktor yang dapat memperbaiki bangsa. Jika pendidikan kuat maka tidak mustahil bangsa Indonesia akan menjadi bangsa yang kuat.

Kita sadari bahwa pendidikan adalah proses pembentukan perilaku, sikap, pandangan hidup manusia. Sehingga pendidikan akan kokoh berdiri bila sesuai dengan tujuan pendidikan, yaitu pendidikan yang tidak hanya memintarkan otak, tetapi juga watak. Bila dilihat perkembangannya sampai hari ini, sistem pendidikan Indonesia sudah bagus. Permasalahan yang dapat diamati dengan cermat cenderung terletak dalam pelaksanaannya. Misalnya masih belum lancarnya upaya peningkatan profesionalisme guru.

Delapan pilar pendidikan yang meliputi sarana dan prasarana pendidikan, pendidik (guru) dan tenaga kependidikan, pembiayaan, pengelolaan, standar mutu lulusan, dan standar penilaian pendidikan. Rasanya belum semuanya kita pahami dengan benar. Sehingga ada pilar yang mempunyai bobot paling tinggi, yang mengakibatkan pilar lainnya tidak dapat mengejar supaya seimbang.

Di Dinas Pendidikan, sejak hari Rabu yang lalu ada kegiatan untuk seleksi calon Kepala Sekolah SD. Terselip harapan kepada mereka, sebagai calon-calon pengambil kebijakan di sekolah masing-masing untuk selalu memperjuangkan pendidikan. Sekecil apapun itu. Kebijakan strategis yang mereka ambil untuk kelangsungan sistem pendidikan, anak didik, hubungan dengan masyarakat di tingkat sekolah sangat menentukan keberhasilan untuk upaya mencapai cita-cita yang diimpikan.

Mendidik dengan hati akan menumbuhkan toleransi dan pengertian yang dalam terhadap karakter anak-anak kita. Sehingga tidak perlu ada kekerasan dalam bentuk apapun. Entah itu fisik, teror mental, kata-kata kasar dan merendahkan, ejekan dan hinaan, dsb...dsb.... Harus selalu disadari oleh para pendidik dari jenjang apapun, bahwa setiap anak/siswa memiliki daya tangkap, interpretasi terhadap sebuah persolan, daya nalar dan kondisi emosional yang berbeda. Mereka memang berbeda dan tidak ada yang sama untuk setiap pribadi. Sehingga tidak ada rasa takut, sungkan dan perilaku lainnya yang dapat menghambat proses silaturahmi.

Program pemerintah untuk memberikan kesejahteraan yang lebih untuk guru dan dosen harus disikapi dengan amanah yang betul-betul amanah oleh para pendidik di semua jenjang pendidikan. Dan solusinya memang hanyalah...mendidik mereka dengan hati.

Selamat kepada para calon Kepala Sekolah. Selamat berpresentasi di hadapan dewan penilai. Paparan visi misi, micro teaching, wawancara, tes tertulis, harus dilalui untuk mencapai jabatan tertinggi si sekolah.

0 komentar:

Posting Komentar

Kemana anda mencari Informsi

RPP dan Silabus

  • RPP dan Silabus EEK kelas 1
  • RPP dan Silabus EEK kelas 2
  • RPP dan Silabus EEK kelas 3
  • RPP dan Silabus EEK kelas 4
  • RPP dan Silabus EEK kelas 5
  • RPP dan Silabus EEK kelas 6

Arsip Blog

Admin

Followers

Basshunter - All I Ever Wanted